Tahukah kamu? Dahulu, sunroof adalah fitur eksklusif yang hanya bisa ditemukan di mobil-mobil mewah. Keberadaannya menjadi lambang gaya hidup dan status sosial. Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan tren pasar, kini sunroof sudah jauh lebih mudah ditemui, bahkan di mobil kelas menengah.
Untuk mobil dengan harga di atas Rp 300 juta, banyak konsumen sekarang melihat sunroof bukan lagi sebagai fitur tambahan, melainkan bagian penting yang menambah nilai dan kenyamanan berkendara. Meskipun bagi sebagian orang hanya dianggap sebagai aksesoris, banyak juga yang merasa pengalaman berkendara lebih seru ketika bisa membuka atap dan menikmati langit langsung dari dalam kabin.
Konsep sunroof ternyata sudah ada sejak zaman kereta kuda di abad ke-19. Saat itu, atap terbuka sebagian digunakan agar udara bisa mengalir masuk. Ketika mobil mulai dikembangkan di awal abad ke-20, desain mobil seperti Coupé de Ville sudah menggunakan atap terbuka untuk pengemudi, dengan atap tertutup untuk penumpang.
Baru pada tahun 1937, pabrikan mobil Nash dari Amerika Serikat memperkenalkan sunroof pertama yang diproduksi secara massal. Bentuknya berupa panel logam yang bisa digeser di atap mobil. Awalnya, fungsi utama sunroof adalah untuk ventilasi, tapi seiring waktu, fungsinya berkembang menjadi simbol gaya hidup.
Sunroof kini hadir dalam berbagai desain dan teknologi. Dulu, bahannya menggunakan logam atau vinil yang tidak tembus cahaya. Sekarang, kebanyakan sunroof menggunakan panel kaca berwarna gelap yang tetap bisa menghadirkan cahaya alami ke dalam kabin, namun tetap nyaman dan tidak panas.
Banyak mobil saat ini sudah dilengkapi sunroof otomatis, yang bisa dibuka-tutup dengan tombol. Beberapa bahkan dilengkapi panel surya (solar panel) untuk menghasilkan listrik tambahan, misalnya untuk fitur ventilasi otomatis. Selain itu, desain sunroof modern dibuat rata dengan permukaan atap agar tetap aerodinamis.
Jenis-Jenis Sunroof
Setiap mobil memiliki kebutuhan yang berbeda. Berikut beberapa jenis sunroof yang umum digunakan:
Inbuilt Sunroof: Panel kaca masuk ke dalam atap saat dibuka. Memberikan bukaan yang luas.
Pop-up Sunroof: Bisa dimiringkan untuk sirkulasi udara, tapi tidak bisa terbuka penuh.
Spoiler Sunroof: Panel geser keluar ke bagian luar atap. Cocok untuk mobil dengan ruang terbatas.
Panoramic Sunroof: Ukurannya besar, hampir menutupi seluruh atap mobil. Banyak dipakai di SUV dan MPV.
Solar Sunroof: Dilengkapi sel surya untuk menyuplai energi listrik tambahan.
Kebanyakan sunroof saat ini juga sudah dilengkapi dengan tirai pelindung di bagian dalam, agar cahaya dan panas matahari tidak masuk berlebihan.
Perbedaan Sunroof dengan Moonroof
Meski sering dianggap sama, sebenarnya sunroof dan moonroof punya perbedaan.
Sunroof tradisional biasanya menggunakan panel logam buram yang harus dibuka supaya cahaya bisa masuk.
Sementara moonroof memakai kaca transparan atau berwarna gelap, sehingga walaupun tertutup, cahaya tetap bisa masuk ke dalam kabin.
Saat ini, mayoritas mobil menggunakan moonroof, tapi dalam pemasaran atau spesifikasi teknis, istilah “sunroof” masih lebih sering digunakan.
Perkembangan sunroof menunjukkan bagaimana dunia otomotif terus beradaptasi dengan kebutuhan dan gaya hidup penggunanya. Dari yang dulunya hanya bisa dinikmati oleh pemilik mobil mewah, kini sunroof menjadi fitur populer yang bisa dinikmati lebih banyak orang.
Sumber : Kompas.com